AdvetorialUtama

Petani Sigi Butuh Irigasi Gumbasa

Nelwan (detaknews.id)-Sigi-Bencana alam gempa bumi, likuifaksi dan tsunami 28 September 2018, telah meluluhlantakkan infrastruktur di Kota Palu, Sigi dan Donggala (Pasiga) sulawesi tengah.

Diantaranya infrastruktur pertania yakni jaringan irigasi dari sungai gumbasa Sigi. Sudah memasuki tahun ke 6 pasca bencana 7,4 magnitudo itu, masyarakat petani di Sigi sangat menderita, lahan pertanian mereka tak produktif lagi akibat jaringan irigasi untuk mengairi lahan-lahan pertanian mereka rusak parah.

Keluh kesah, jeritan hati yang dirasakan seluruh masyarakat petani di empat kecamatan Kabupaten Sigi sulawesi tengah desak pemerintah agar pihak proyek pembangunan rehab rekon Irigasi Gumbasa paket lll yang dikerjakan PT. PP (Persero) Tbk dan PT. Nindya Karya paket 4, agar tak mengulur-ngulur waktu proses garap saluran sekunder proyek irigasi itu.

Dipaparkan Humas PT.PP (Persero) Tbk, jika melihat metode disetiap item pada pekerjaan perusahaan konstruksi, dimana perusahaan itu yang juga bernaung dibawah BUMN ini meski terkesan lamban namun transtitif stanarisasi hasil pekerjaan fisik rehab rekon irigasi gumbasa dengan panjang volume kerja 8 km tersebut telah memproyeksika sistem tata kelolah pekerjaan peritem, mengulik pola kesesuaian speak dan aturan tata cara kerja yang berlaku.

“Adapun paket pekerjaaan rehap rekon irigasi gumbasa dibagian saluran primer di penghujung Desember 2023 ini sudah rampung total dan telah mencapai progres 100%, namun urusan pengkliran dibagaian pekerjaan modul fisik sekunder atau bagi – sadap bak dari penyokong aliran air dari saluran primer) adalah bagian pekerkaan kewenangan PUPR,” kata Hadi Humas PT. PP membenarkan saat dikomfirmasi deadlinenews.co group detaknews.id beberapa waktu yang lalu.

Pantauan deadlinenews.co group detaknews.id Rabu (7/2-2024), sehubungan dengan hal tersebut, dimana keluh kesah para petani yang amat mengharapkan pemerintah dalam hal ini kementrian PUPR Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) lll Palu Sulawesi Tengah agar kebutuhan pasokan air yang mengaliri sawah-sawah dan kebun-kebun mereka dari aliran irigasi gumbasa itu segera selesai sesuai harapan mereka.

Jeritan hati para petani tersebut melihat tanaman pertanian mereka yang luasnya ratusan hektar sudah meranggas, tandus dan hampir mati akibat kekurangan air, hingga merekapun hanya bisa bersabar menunggu sampai kapan air irigasi gumbasa itu akan dialirkan

Yunus salah seorang petani warga desa Soulove mengatakan diantara para petani di emapat kecamatan yang turut mersakan hal yang sama efek dari pasca bencana alam 5 tahun silam.

“Yang mana dengan terpakasa kami harus menyuarakan unek-unek kami terhadap pemerintah yang berwenang agar sekiranya mereka mendengarka keluh kesah kami yang kini saat menaruh hapan pada air irigasi gumbasa tersebut supaya bisa kembali mengaliri sawah-sawah kami yang sudah hampir 6 tahun ini tidur tak pernah diolah,”tandas Yunus.

“Saat ini kami sangat menaruh harapan dan menantikan air dari irigasi gumbasa itu sehingga kami dapat kembali bercocok tanam seperti dulu lagi,”harap Yunus.

Hasil penelusuran tim investigasi deadlinews.co group detaknews.id masyarakat petani yakni, Yunus, Tajudin dan Aspar warga dusun 3 rt 13 Bora, pak Darwis warga dusun Potoya Desa Tulo, H. Darwis, Mahmur warga Desa Soulove, Hotia, Johanes, Sukrudin warga desa Vatubula dan Amirudin warga desa Bodi, semuanya berharap proyek irigasi gumbasa segera selesai.

Mereka sangat menghargai program dan capaian pemerintah Sigi, Pemprov Sulawesi Tengah dan Pusat melalui Kementerian PUPR liding sektor BWSS III Palu dalam hal yang telah mengimplementasikan pembangunan infrastruktur pertanian (irigasi gumbasa) serta fasilitas umum lainnya yaitu, menyankut prospek pembangunan infrastruktur mencakup semua fasiltas yang rusak akibat bencana alam yang menimpa Palu, Sigi dan Donggala lima tahun silam.

Terkait kontrak kerja proyek rehabilitasi rekonstruksi irigasi gumbasa paket lll yang dikerjakan PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk dimulai 2021 – 2023 sumber dana berasal dari Asian Debeloment Bank (ADB) sebesar Rp. 256. 990, 079, 000.

“Namun, saat proses output pengkliran beberapa item pekerjaan yakni jaringan irigasi sekunder atau bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya, sampai saat ini belum juga kelir, proses garapan rehab rekon irihasi gumbasa tersebut, dia mengakui memang agak terkesan lambat, namun kini sudah selesai 100% dan kini tinggal proses estimasi masa progesional heand over (PHO) dan tahap pembersihan, “ungkap Hadi.

Humas PT. PP kembali menegaskan, pembangunan konstruki saluran bagi – sadap dan bangunan saliran sekunder tersebut menyeberang tahun dan upaya pengolah proyek mengoptimalkan pekerjaannya terlihat signifikan memburu proses finishing atau menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai hasil adendum kala perpaanjangan kontrak pada akhir 2023.

Ia mengatakan untuk gain transtitif atau mendapatkan nilai persentasi progres pekerjaan hingga kuantitas pada pekejaan fisik konstruksi primer pun klop dicapaian bobot tuntas 100%.

Efektifitas mengulik pekerjaan
rehab rekon irigasi gumbasa paket 3 dan 4 di Sigi itu, dalam skala prioritas hingga menyangkut kontrak kerja, mengenai format dan progres semuanya telah terealisir dalam daftar Bill of Quantity (BQ)

“Yaitu merunut sebuah daftar yang memuat item-item pekerjaan dan kuantitas pekerjaan yang dibutuhkan dalam mewujudkan proyek konstruksi. Dan hingga masa kontrak awal samapi akhir kontrak kerja proyek itu harus terlaksana sesuai aturan kerja yang berlaku (kontraktual), “tandasnya.

Untuk segmen III dan IV yang dikerjakan PT.Nindya Karya dengan nilai kontrak mencapai Rp, 90. 965.996.000 sedang dalam proses pengerjaan.

PPK IRIGASI & RAWA 1 Aji Widyatmoko menjawab deadlinews.co group detaknews.id mengatakan royek Irigasi Gumbasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1.    Proyek Gumbasa 5 (Improvement of gumbasa main Channel (BGKn 54 -BGKn 59), dalam penanganannya terdiri dari beberapa Type Saluran :

a.    Saluran Trapesium dengan beton Precast pada dindingnya.

b.    Saluran Uditch B= 2 m dengan beton Insitu.

c.     Saluran Uditch B= 1 m dengan beton Precast.

d.    Galian sedimen Saluran lokasi tanggul selatan.

e.    Saluran pembuang Uditch B= 4 m dengan Beton Insitu.

2.    Saluran di daerah tanggul selatan dari hulu (dekat liquifaksi) sampai pertemuan dengan Sungai Ngia hanya digunakan sebagai saluran pembuang dan sebagai pembilas sedimen pada saluran pembuang dibawahnya apabila saluran pembuang tersebut sudah difungsikan.

Pada Lokasi ini design awal hanya berupa pekerjaan galian sedimen yang mengendap (pembuangan sedimen saja tanpa ada perbaikan).

Namun apabila hanya galian sedimen saja dengan dasar saluran berupa tanah  di khawatirkan apabila dialiri air, air tersebut akan meresap kedalam tanah, berpotensi menimbulkan liquifaksi kenbali.

Untuk mengurangi atau menghindari resepan air tersebut diputuskan menambah pekerjaan cor lantai dengan beton lining dan pembesian menggunakan besi polos diameter 10 mm.

3.    Pelaksanaan pekerjaan Gumbasa 5 diawasi oleh konsultan pengawas, dan material yang digunakan telah di lakukan pengetesan  dan telah memenuhi syarat yang ditentukan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *