DaerahProyekUtama

Meski Sudah Diresmikan oleh Pemda Sigi, Hasil Kerja Pembangunan Huntap oleh  PT. Waskita Karya Tuai Keluhan dan Komentar Beragam dari Penyintas dan Diduga Dikerjakan Secara Asal-Asalan

Nelwan/Ilong (detaknews.id) – Sigi – Fakta ironi jejak pengelolaan Proyek Huntap (Hunian Tetap) 51 unit di Desa Bangga yang digarap PT. Waskita Karya, diduga hasil pengerjaan tak sesuai spesifikasi hingga tuai keluhan dan komentar beragam para penyintas.

Salah satu entitas korporet BUMN adalah  PT. Waskita Karya yang kerap wara-wiri berkecipung di dunia proyek, sehingga intens berkesinambungan mendapatkan kepercayaan dalam urusan pengelolaan berbagai proyek strategi Nasional (PSN) prasarana infrastruktur.

Termasuk Palu Sigi dan Donggala Sulteng, sejumlah proyek Multi Years itu mulai berjalan sejak empat tahun yang lalu, progresnya melalui pemerintah Provinsi atau melekat di leading sektor BWSS III Palu Sulawesi Tengah. sejumlah proyek yang berskala proyek strategis nasional (PSN) diplot ditiga Kabupaten kota yaitu, Palu, Sigi Donggala sejak empat tahun yang lalu.

Pemerintah Daerah Sulteng melalui pinjaman Bank Dunia mengglontorkan dana trilunan rupiah untuk estimasi perbaikan seluruh fasilitas mengait prasarana infrastruktur dll, dan kini masih berproses dan terus berkelnjutan

Diketahui juga, Pemda Sulteng secara kuantitatif telah memproyeksikan program sejumlah proyek Multi Years atau PSN terkait pembangunan prasarana infrastruktur dan fasilitas umum dll, diduga ada beberap proyek tersebut dikelolah dengan cara serampangan, melenceng dari aturan kerja (speak) dan semau-maunya.

Salah satunya ada di wilayah kab. Sigi, yang mana penyintas juga mengeluhkan, tampak di beberapa titik blok koridor mulai dari blok A sampai blok D struktur pengelolaan tata ruang sistem pengerjaan sanitasi atau saluran pembuangan air diluar water closet (WC), tanpa disertai saluran pembuangan air yang memadai, tampak juga metode penimbunan pada bagian pondasi atau dinding penahan tanah (DPT) yaitu retaining wall atau fitur struktural menopang lahan dan membantu mencegah erosi itu, terlihat timbunannya kurang pekat dan tak maksimal.

Hasil telusur detaknews.id, tekait hal itu, hasil dari pengerjaan proyek tersebut di Dusun 2 Desa Bangga Dolsel Sigi saat ini proyek Huntap 51 unit yang digarap oleh PT. Waskita Karya mencakup semua blok, mulai dari blok A sampai blok D, diduga melenceng dari ketentuan besteg.

Penyintas juga menilai, Akibat kurang maksimalnya timbunan dibeberpa bagian pondasi dinding penahan tanah (DPT) pada pekarangan huntap itu, tampak ditimbun dengan sermpangan, hal itu tentu mempengaruhi dampak lingkunan disekitaran. Bahkan kondisi huntap yang berada dibagian titik paling terendah telah menjadi kubangan air, disebabkan oleh rembesan air buangan dari atas.

Maka hal tersebut ditengarai, bahwa sistem pengaturan sanitasi dan tata ruang Huntap dibeberapa titik blok, pengelolaan struktur rancang bangun proyek itu tidak maksimal.

Terkonfirmasi dari beberapa sumber yang saat ini telah menempati 51 hasil karya dari PT. Waskita Karya, dengan suara lirih menguraikan keluhan mereka, terungkap bahwa dibalik capaian progres kerja yang telah difreming tuntas 100 persen itu, tenyata terdapat beberapa item sisa pengerjaan yang masih terbengkalai.

Diketahui juga bahwa pada September yang lalu, pihak penyelnggara PUPR bersama Pemkab Sigi telah melakukan hajatan seremoni serah terima sertifikat kepemilikan hunian tetap secara simbolis terhadap 141 penyintas di dusun 2 Desa Bangga Dolo Selatan Sigi Sulteng.

Meski Huntap itu telah dihuni oleh 141 kepala keluarga penyitas, akan tetapi, fakta ironi hasil smart finishing PT. Wasmita Karya, kini dibeberapa bagian titik blok (huntap) itu menyisahkan jejak pengerjaan yang berkaitan dengan soal elevasi ketambahan retasi volume timbunan pada pondasi DPT, yang pengurukannya terkesan serampangan dan  asal-asalan.

Maka tidak menutup kemungkinan manakala pelaksanaan smart finishing proyek itu terlihat berjalan elok dan signifikan, hingga menyangkut spesifikasi dalam tata kelolah dan pengklasifikasian sistem admistarisi serta klaster penggunaan anggaran proyek urung menjadi anomali, atau ngumpet dibalik anonim frase padahal ugal-ugalan dalam penggunaan anggaran proyek tersebut.

Diduga hal itu berproses secara pasif dalam tata kelolah di tubuh perusahaan itu, maka anggapan dan penilaian tentang hasil karya sebuah garapan proyek yang dikelolah oleh PT. Waskita Karya, juga diduga tidak konstan mengikuti aturan kerja yang ada atau semau-maunya.

Hal itulah yang  kini menuai komentar tak sedap dari para penyintas, hingga beberapa diantara mereka pun kompak membeberkan hal yang sama.

Jamilah mengungkapkan keluh kesahnya mengenai penilaiannya terhadap penyedia jasa (kontraktor) yang dulu pernah mengerjakan proyek pembangunan Huntap 51 unit, dimana capaian pengerjaan Huntap itu menurutnya sangat luar biasa bagus, megah dan mentereng, begitu juga dengan ketersediaan fasilitas air bersihnya sangat tercukupi dan lancar.

“Hanya saja, yang menjadi tanda tanya kami (penyintas) adalah, mengapa hampir semua timbunan tanah menumpang mulai dari blok A hingga blok D hunian tetap, urukannya tidak penuh, tampak sangat labil dan tidak padat, makanya gampang turun kebawah permukaan,” ungkap Jamilah.

Menurutnya, Hal itu yang membuat mayoritas penyitas kurang nyaman.

“Lagi pula sekarang ini, seluruh penyitas sudah menempati blok huntap itu, dan merekapun mengeluhkan masalah sistem sertu atau timbunan yang kurang maksimal pada bagian pekarangan huntap atau pondasi dinding penahan tanah (DPT) tersebut” kata ibu rumah tangga yang punya anak 5 itu meyakinkan. 

Dia mengaku, sejak pertama kali mereka menempati Huntap blok huntab itu, diyakini kondisi timbunan tanah menumpang di sekeliling pekarangan rumah juga tampak urukan tanahnya sangat labil dan tidak sama rata dengan batas pondasi DPT, parahnya lagi, kondisi tanah menumpang tersebut, hampir semuanya tidak pekat.

“Meskipun demikan halnya, dirinya serta seluruh  penyintas lainya yang telah mendapatkan bantuan pemerintah berupa huntap, kami pun sangat bersyukur dengan program pemerintah yang mana telah memperhatikan serta membantu dan memfasiltasi masyarakat penyitas dengan bantuan hunan tetap,” pungkasnya.

Meski sejumlah proyek multy years itu sebagian pengerjaannya terprogres dengan baik dan sempurna, bahkan telah selesai diresmikan, akan tetapi hingga kini pengelolaan dibeberapa titik lokasi, proyek PSN itu masih dalam tahap pengerjaan dan masih terus berjalan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *