Progres Pekerjaan PT.Fajar Raya Usaha Nusa, Baru “93”%
Nelwan (detaknews.id)- SigiSulteng-Pekerjaan peroyek PT. Fajar Raya Usaha Nusa (FRUN) dalam pembuatan infrastruktur jembatan penghubung antar kecamatan di desa Poi (Dosel) dan desa Sibalaya (Posaba) Tanah Mbulava Sigi provinsi Sulteng, jelang masa finishing Juni 2022, taksiran bobot pekerjaan baru 93% persen.
Proyek pembangunan infrastruktur jembatan penghubung antar kecamatan di dua tempat itu, yang dikerjakan PT. Fajar Raya Usaha Nusa (FRUS) masih dalam taraf item pemasangan oprit dan ruas jalan sambungan di jembatan itu.
Pantauan detaknews.id group deadline-news.com Jum’at (20/5-2022) proyek garapan PT Fajar Raya Usaha Nusa itu, dalam pemasangan oprit memang sudah hampir rampung, akan tetapi tampak terlihat dibagian pemasangan rangka landasan erection atau ruas badan jalan jembatan tersebut yang lebarnya 7,5 meter itu, juga masih dalam pembenahan rangaka.
Ruas jalan sambungan di titik sebelah barat desa Poi Dolo Selatan (Dolsel) terputus, sebab creep pengalihan aliran sungai itu, jebol akibat terjangan arus deras air sungai Palu ketika lagi pasang tempo hari.
Padahal proyek yang digarap oleh PT. FRUN itu, mestinya mendekati progres akhir finishing Juni 2022 mendatang harus prioritas paling tidak mencapai bobot 97% (persen), namun disayangkan.
Pekerjaan item pembuatan oprit dan penggarapan ruas jalan oleh proyek tersebut dinilai lamban, progres diperkirakan baru 93% persen.
Sutio Pelaksana proyek PT. FRUN menjawab deadline-news.com beberapa saat yang lalu dia mengatakan, saat volume kerja baru tahap item pemasangan separuh badan jembatan.
Kemudian disisi yang lain, disaat itu juga masih dalam tahap proses perakitan badan oprit terus dilakukan sampai ke fase pemasangan berikutnya.
Dia juga menjelaskan, proyek infrastrukur jembatan Posaba penghubung antar kecamatan yang dikololah PT. Fajar Raya Usaha Nusa itu, juga sebagai lider ship perusahaannya adalah Jhoni Pongki.
Namun di lapangan lokasi tempat dimana proyek pembuatan jebatan itu berada sering terkendala dengan faktor alam yang tak bisa di perediksi.
“Idealnya team pekerja proyek secara tehknis telah mengikuti aturan dan metode PUPR sesusuai dengan rencana anggaran perbelanjaan (RAB),”tuturnya.
“Walau saat itu ujar Sutio, dirinya mengaku selalu stay memanimalisir keadaan, volume kerja dalam setiap item sehingga bobot pekerjaan mencapai 85% persen,”ujarnya.
Proyek infrastruktur pembuatan jembatan Posaba yang berskala besar tersebut, menelan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) totalnya Rp, 9. 979.854.559.
“Lain lagi akumulasi anggaran proyek pengadaan rangka baja (erection) bakal bahan baku pembangunan jembatan itu, bahkan lebih besar lagi dari jumlah anggaran proyek pembangnan jembatan tersebut yaitu, senilai Rp,10. 341.917.041.940,”terangnya.
Group perusahaan yang di motori Jhoni Pongki itu adalah PT. FRUN dan PT. Konstruksi Mandiri Abadi ( KMA) yang dalam rentang waktu yang bersamaan yaitu, Januari 2021 kata dia saat itu,
perusahaan group Jhoni Pongki itu spesiknya mendapat tiga paket pekerjaan, dan dengan status pekerjaan yang sama.
Dimana titik lokasi proyek pertama adalah pembuatan jembatan penghubung di desa Langaleso dan Jono Oge, lokasi kedua adalah jembatan penghubung di desa Deasi dan Sidondo, dan yang ketiga adalah jembatan penghubung di desa Poi dan Sibalaya
Masing-masing dari ketiga proyek itu mendapatkan kucuran dana yang sama dari anggaran Dana Alokasi Umum (DAU), tetapi dengan rencana anggaran perbelanjaan (RAB) yang berfariasi (berbeda), “ungkapnya.
Jembatan penghubung terletak di desa Langaleso dan Jono Oge, anggara DAU diglontorkan kepada PT. FRUN senilai Rp, 2. 839.330.520.
Jembatan penghubung kedua adalah terletak di desa Deasi (Sidondo ll) dan Sidondo lV mendapat kucuran anggaran DAU senilai Rp, 9. 404.995.000.
“Jembatan penghubung ketiga terletak di desa Poi dan Sibalaya juga dibiayai Dana Alokasi Umim (DAU) senilai Rp,9. 979.854.559, “tandasnya.
Sebelumnya Edy, Sekertaris Dinas (Sekdis) PUPR Sigi, yang juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang di konfirmasi deadline-news.com di via chat di Whatsappnya Rabu (18/5-2022) mengatakan kalau masalah sungai itu non teknis, dan memamang kemarin sering terjadi banjir.
Sementara di koordinasikan degan yang berkewenangan dalam hal ini balai sungai, sambil tetap di tangani oleh pemda.
Ihwal perpanjangan masa kontrak untuk proyek infrastruktur pembangunan jembatan Poi – Sibalaya (Posaba) dan ruas jalan di kerjakan PT. Fajar Raya Usaha Nusa tersebut, secara tehknis dikategorikan dalam sudut pandang mencakup faktor alam, karena cuaca dihulu sungai itu, alamnya cukup exterme.
Sekarang kan sementara kontrak tahap 2… “jawab Edy mengakhiri chatnya pada d’news.***