Daerah

Tuntut PT. SMS dan Pemda Sigi, 100 Warga Di Bangga Lakukan Aksi Protes Damai

Nelwan (detaknews.id) – SigiSulteng –  Sekitar 100 orang warga desa Bangga kecamatan Dolo Selatan, Sigi melakukan aksi protes damai terhadap pihak pengelolah proyek PT. Selaras Mandiri Sejahtera (SMS), dan mendesak pemerintah agar memberikan kompensasi ganti rugi lahan pertanian mereka yang dipergunakan untuk kepentingan proyek agar segera direalisasikan.

Pasalnya sejumlah 15 hektar lahan pertanian warga yang mayoritas masih produktif itu, terendam banjir oleh luapan air sungai Bangga di area proyek Sabo dan yang kini sedang dikerjakan oleh PT. Selaras Mandiri Sejahtera (SMS).

Aksi protes warga desa setempat yang berjumlah sekitar 100 orang itu, menuntut atas kekecewaan mereka terhadap pihak PT. SMS dan pemeritah daerah (Pemda) Sigi. Itu dilakukan karena sampai saat ini pemerintah belum merealisasikan tuntutan mereka atas kompensasi ganti rugi lahan mereka yang jumlahnya kurang lebih ratusan hektar itu.

Dari hasil pantauan tim detaknews.id pada hari Rabu (20/7-2022), letak lahan pertanian (kebun) warga itu berada pada bibir bantaran sungai dan masuk dalam area proyek pembuatan tanggul Sabo Dam yang saat ini sedang digarap oleh PT SMS.

Dari titik hulu (sentral) sabo dam 1 yang bobot betonnya setinggi 9 meter itu, yang juga merupakan penyangga utama sedimen ke titik sabo dam 2 saat ini tersumbat oleh sedimen berupa potongan kayu (rampai) dan material pasir juga koral. Disanalah letak permasalahnya, hingga air sungai itu meluap membanjiri kebun pertanian warga.

Akibatnya sebagian kebun berisi tanaman (pangan) coklat dan pohon kelapa serta tanaman lainnya yang sudah terendam air sungai itu, kini tampak melebar dan membentuk kubangan besar seperti danau.

Adapun Suyono yang merupakan koordinator aksi protes menjawab konfirmasi dari tim detaknews.id pada hari Rabu (20/07/2022).

“Aksi protes yang kami suarakan kepada pengelola proyek Sabo dari PT SMS, tak lain ialah untuk menuntut pembayaran ganti rugi atas lahan pertanian (kebun) itu, yang mana pemerintah dan pihak pengololah proyek belum juga merelisasikan tuntutan kami,” jelas Suyono

Suyono juga menjelaskan, bahwa pada aksi protes yang mereka lakukan, merupakan warga desa bangga yang berjumlah sekitar 100 orang. Adapun pihaknya ingin mendesak pemda Sigi agar segera merelalisasikan tuntutan mereka, dan membayar lahan warga yang jumlahnya ratusan hektar itu.

“Makanya kami memblokade akses jalan inspeksi yang dilalui kenderaan proyek, dan para tim tehknis serta para pekerja proyek agar aktifitasnya terhenti untuk sementara waktu,” ungkapnya.

“Itu kami lakukan, agar tuntutan dan aspirasi kami di penuhi oleh pihak pengelola proyek dan pemerintah (pemda) derah Sigi, ” tuturnya.

Kemudian dari awal 2020 sampai 2022 tahun berjalan  ketika proyek sabo dam baru dimulai penggarapanya oleh PT. SMS, yang mana saat ini  proyek itu telah mendekati progres finishing.

Adapun pada progresnya, pihak PT. SMS menjalin sosialisasi dan raker bersama masyarakat setempat serta pemerintah daerah. Ini dilakukan agar terciptanya kesepakatan antar ketiga belah pihak. Namun hingga kini, para pemilik lahan kebun tersebut sama sekali belum mendapatkan titik terang dari pemda.

“Kami adalah warga petani hanya sebagai rakyat kecil, yang hanya mengandalkan penghasilan dari mengolah lahan dan bertani. Hanya itu sandaran hidup dan mata pencaharian kami,” keluh Suyono.

Suyono kembali menerangkan, bahwa lahan tersebut merupakan salah satu kantong produksi pangan desanya. Tetapi mirisnya, lahan kebun milik warga desa bangga itu sudah terendam banjir dari seminggu yang lalu.

“Belum lagi dari pihak pemerintah daerah, yang menjanjikan warga pemilik lahan yang digunakan untuk membangun jalan inspeksi dengan 110 ekor sapi,” ungkap Suyono.

“Tapi sampai saat ini, kami belum mendapatkan apapun dari yang dijanjikan oleh pemerintah daerah,” tutur Suyono sedikit geram.

Adapun masyarakat desa bangga yang merupakan pemilik asli dari lahan-lahan tersebut berharap agar pemerintah darah Sigi bisa membuka mata terhadap masyarakat, khususnya di desa bangga Dan membayar ganti rugi (kompensasi) atas lahan pertanian mereka yang dijadikan area lokasi kepentingan proyek multy years sabo dam itu, yang hingga kini masih dalam penggarapan oleh PT. SMS itu.

Adapun dalam permasalahan ini, Anang selaku kepala proyek juga memberikan konfirmasi kepada tim detaknews.id dengan mengatakan telah menampung semua aspirasi mereka.

“Memang sebagian lahan pertanian itu, terdampak akibat tingginya debit air yang tertampung di sabo dam 2,” ungkap Anang.

“Ini terjadi sejak seminggu yang lalu, telah terjadi banjir akibat tingginya curah hujan di lokasi proyek itu. Atas protes warga desa setempat kepada pihak proyek dan pemerintah daerah (pemda) Sigi, kami sudah menampung semua aspirasi mereka.

Anang juga menjelaskan bahwa, solusi dari pihak proyek ialah akan koordinasikan hal itu ke Pemda Sigi agar masalah kompensasi ganti rugi atas lahan pertanian warga yang masuk dalam area proyek itu agar segera ditindak lanjuti, dan segera dibayarkan secepatnya oleh Pemda Sigi.

“Padahal progres pekerjaan proyek sabo dam saat ini telah mendekati finishing dan sudah mencapai bobot 97% persen, namun inilah resiko dalam sebuah penggarapan proyek berskala besar (multy years),” ucap Anang.

Adapun menurut Anang, bahwa pihaknya saat ini berada dalam titik aman dan telah menampung semua tuntutan dan aspirasi oleh masyarakat desa bangga. Sehingga aksi protes yang dilakukan oleh masyarakat desa bangga berakhir damai.

“Tetapi terlepas dari masalah ini, tentunya lebih banyak faedahnya daripada mudhratnya dan semua itu ada hikmahnya,” tutup Anang mengakhiri.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *