Proyek Tanpa Papan Pengumuman
Nelwan (detaknews.id) – SigiSulteng – Proyek drainase (saluran air/parit) sekitar 800 meter terletak di desa Kaleke Kecamatan Dolo Barat/Sigi, dikeluhkan oleh warga, karena proyek tersebut baru berbobot 35%.
Pasalnya sudah berlangsung dua bulan lebih, proyek yang digarap CV. Mulia Raya itu saat ini makin menimbulkan spekulasi warga.
Ini terkait dengan spesifikasi job offer atau tawaran pekerjaan (gaji tukang dan buruh bangunan), dikarenakan pressur kalkulasi dari pihak pengelolah proyek tersebut terlalu rendah, dan sistem standar upahnya diproyeksikan hanya kisaran 100 (ribu) perkubikasi. belum lagi warga setempat menanyakan soal papan proyek tak kunjung dipajang (publis) di lokasi proyek tersebut.
Proyek ruas saluran air (drainase) yang terleltak di pelintasan ruas jalan poros penghubung antar kecamatan di desa Kaleke Dolbar/Sigi itu, meski tanpa papan proyek, namun tetap berjalan aman sesuai spesifikasi dan tata kelolah yang tercantum dalam draf administrasi, juga rencana anggaran perbelanjaan (RAP) proyek.
Adapun menurut Saiful, yang merupakan seorang tokoh masyarakat desa Kaleke, saat dikonfirmasi oleh tim detaknews.id pada Kamis (28/7-2022) mengungkapkan, bahwa selaku tokoh masyarakat di desa tersebut, apa lagi sebagai warga negara dan masyarakat yang baik, taat atas peraturan pemerintah yang diterapkan oleh pemerintah.
“Kami sangat mendukung program pemerintah, terutama menyangkut perbaikan sarana umum, fasitas pemerintah serta infrastruktur dll,” paparnya.
Tetapi Saiful menyayangkan soal revitalisasi perbaikan fasilitas umum, proyek saluran air (drainase) yang kini sedang dikerjakan oleh CV. Mulia Raya tersebut, masih belum menggunakan papan proyek.
“Padahal telah 2 bulan berlalu, tapi sampai kini belum dipasangkan papan proyeknya,” ungkapnya.
Saiful juga menerangkan, bahwa terkait dengan penawaran kerja (job offer) tukang dan buruh bangunan, proyeksi sitem penggajian dari pengelolah peroyek itu sangat minim alias terlalu rendah. Bahkan nilai nominalnya di bawah standar upah minimum regional (UMR) atau UMP.
“Pressur dari pihak proyek untuk manajemen gaji tukang dan buruh, juga terkesan diakumulasikan dalam hitungan kubikasi, kisaran gaji tukang hanya 100 (ribu) persatu kubik,” ungkapnya.
Saiful juga menerangkan, bahwa secara harfiah pemerintah dituntut agar selalu terbuka kepada masyarakatnya, harus ada transparansi ketika dalam mengelolah program (proyek) pemerintah.
“Itu supaya tidak menimbulkan asumsi dan spekukasi negatif dimasyarakat,” imbuh tokoh masyarakat itu sedikit mengkritisi.
Adapun dalam pantauan tim detaknews.id pada Rabu (28/7-2022), pekerjaan proyek pembuatan saluran air (drainase) terletak di pelintasan jalan poros antar kecamatan di desa Kaleke, yang dikerjakan CV .Mulia Raya itu, sudah terlaksana dari pertengahan Mei dua bulan yang lalu.
Mulai dari item pengerukan bakal wadah ruas saluran (drainase), mobilisasi bahan baku material batu dan pasir, hingga saat ini sudah mulai perakitan rangka besi dan item pengecoran, bobot dari proyek tersebut diperkirakan baru 35%.
Salah seorang pekerja pelaksana tukang yang tidak ingin disebutkan namanya, telah dikonfirmasi tim detaknews.id pada Rabu (28/6-2022) menjawab, pelaksana proyek hingga saat ini belum melakukan pemasangan papan proyek dan tidak diketahui alasannya.
“Entah apa sebabnya kami juga tidak tahu menahu, keberadaan kami ditempat ini semata hanya untuk bekerja sesuai aturan yang di terapkan oleh pihak pengololah proyek,” ungkap pelaksana tukang tersebut.
“Nama kontraktor pelaksana itu bernama Sabran, hingga saat ini dia belum ada di lokasi proyek,” tuturnya.
Selain itu, dua orang warga desa setempat yakni, Pai dan Nua saat di temui tim detaknews.id, mereka juga mempertanyakan soal papan proyek dan perihal sistem gaji tukang dan buruh. menurut mereka, sistem pemberlakuan gaji tukang dan buruh oleh pengelolah proyek itu, terlalu rendah.
“Warga disini tidak mau ambil resiko dengan pekerjaan itu, gajinya terlalu rendah,” ungkap keduanya.
“Kami yang mewakili masyarakat di tempat ini, terkait papan proyek dan gaji buruh yang terkesan rendah itu, masyarakat juga harus tau,” ungkap mereka.
“Sebab menyangkut pembangunan fasilitas umum, apa lagi bakal berguna bagi kepentingan umum, justru warga amat senang dan mendukung program pemerintah,” Tutur keduanya.
Adapun pihak masyarakat setempat berharap, sebaiknya pemerintah harus transparan kepada masyarakatnya.
“Itu agar tidak menimbulkan asumsi berlebihan, juga rumor tak sedap dikalangan masyarakat desa setempat,” jelas mereka.
Berbeda dengan yang dikatakan Nurdin selaku pelaksana tekhnis konsultan proyek itu, prihal (publising) papan proyek di lokasi perkerjaan darinase di tempat ini, memang sengaja ditiadakan.
“Terkait perihal satuan kerja untuk penganggaran proyek ini menurut teknis (konsultan) pengawasan itu, adalah ketambahan volume kerja dari proyek peningkatan jalan lingkar Kotapulu – Tulo yang terletak di kecamatan Dolo,” ungkap Nurdin
“Secara tehnik, dikemas dalam satu paket pekerjaan dengan pembuatan darainase di desa Kaleke itu,” tutur Nurdin.
Paket proyek peningkatan jalan lingkar Kotapulu sampai Tulo dan drainase (saluran air) yang di kerjakan CV. Mulia Raya itu, melekat di Dinas (PUPR) Sigi. Karena itu, atas ketersediaan anggaran yang diperuntukan bakal tata kelolah pembangunan infrastruktur dibeberapa titik ruas jalan khususnya mencakup peningkatan ruas jalan lingkar di wilayah kecamatan Dolo.
“Maka Dinas PUPR mendanai proyek itu dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), senilai Rp. 9.988. 088. 519 (miliar),” ungkapnya.
“Penetapan kontrak kerja berawal dari 28 April 2022 sampai dalam rentang waktu 180 hari masa kalender sampai selesai, Dengan no kontrak : 620 – 004 / KONT / DPUP – BM / 2022,” terangnya
Kemudian Nurdin juga menerangkan, bahwa suplai dana yang dialihkan untuk anggaran pekerjaan proyek ruas salauran air (darinase) di desa Kaleke Dolbar yang di kelolah oleh (kontraktor) Sabran tersebut, senilai Rp. 630. 000.000 (juta).
“Dimana dimensi pekerjaan panjang saluran air (drainase) mencapai 800 x 2 meter (kiri-kanan) jalan,” imbuhnya.
“Sedangkan dimensi kedalaman galian sekitar 60cm dan ketebalan untuk dimensi bobot beton sekitar 4,5cm,” beber Nurdin.
Adapun progres darinase itu saat ini diperkirakan baru mencapai bobot 35% (persen), sementara Sabran mengatakan proyek pekerjaan darainase didesa Kaleke itu merupakan ketambahan volume (minor) kerja dari beberapa titik ruas jalan atau mencakup peningkatan jalan lingkar Kotapulu – Tulo.
“Pengaspalan ruas jalan di desa Vatubula (Maranata) sepanjang – + 850 (meter), pengaspalan ruas jalan di desa Karawana (Dolo) – + 1000 (meter) dan pengaspalan ruas jalan di kawasan perumahan Polres Sigi (Maku) yang sebelumnya sudah selesai digarap oleh CV. Mulia Raya,” terang Sabran.
Menurut kontraktor tersebut, pekerjaan proyek drainase di desa Kaleke panjang dimensinya mencapai 800 meter x 2 (kiri-kanan) jalan tersebut, tidak perlu dipasang (publikasi) papan proyek.
“Sebab itu adalah titik minor dari ketembahaan volume kerja saja, terlaksananya proyek pembuatan drainase (saluran air) di desa Kaleke Dolbar/Sigi juga atas permintaan warga desa setempat untuk memenuhi janji yang dilayangkan pemerintah saat pilkada terdahulu,” tandas Sabran saat dihubungi detaknews.id di via telephon selularnya.***