AdvetorialOpiniPolitikUtama

Ahmad Ali “Pulang Kampung” Bersama Rakyat Bangun Sulteng

Oleh : Andi Attas Abdullah

Sejak tahun 2014 Ahmad Ali SE menginjakkan kakinya di Ibu Kota Negara Indonesia DKI Jakarta (anggota DPR RI).

Ia pertama kalinya terpilih sebagaia anggota DPR RI daerah pemilihan sulawesi tengah.

Sejak itulah Ahmad Ali memulai kiprahnya dipentas politik nasional bersama partai besutan wartawan senior Suryah Palo owner media group.

Ahmad Ali yang akrab disapa Kak Matu itu adalah ketua DPW Nasdem Sulteng ketika itu.

Sejak Nasdem Sulteng ditangan Ahmad Ali kemajuannya sangat signifikan. Pada Pemilu Legislatif 2019 Ahmad Ali terpilih kembali untuk periode kedua di DPR RI daerah pemilihan sulteng.

Ahmad Ali merupakan salah seorangI dari sekian banyak politisi Nasdem yang dipercaya oleh Suryah Palo.

Hal ini dibuktikan dengan diposisikannya sebagai bendahara umum dan kemudian wakil ketua umum DPP Partai Nasdem.

Ahmad Ali, SE adalah putra asal kampung Wosu Kecamantan Bungku Tengah Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.

Ia adalah anak lelaki pasangan H.Muhammad Ali dengan Hj.Saadiah ini lahir pada 16 Mei 1969.

Pada pileg 14 Februari 2024 ini Ahmad Ali hijrah ke daerah pemilihan DKI Jakarta 1 yakni Jakarta Timur.

Namun dewi fortuna belum berpihak kepadanya, sekalipun perolehan suaranya mencapai 56ribuan.

Tapi karena secara hitungan peroleh suara partai Ahmad Ali tidak lolos ke Senayan (DPR RI) periode ketiganya yakni 2024-2029.

Gagalnya Ahmad Ali taklukkan ibu Kota itu, membuat ia bertekad membangun sulteng bersama rakyat, sehingga harus “pulang kampung”.

Karena sepertinya hijrahnya Ahmad Ali ke ibu kota Negara DKI Jakarta belum diizinkan Allah SWT, sehingga pada pemilihan gubernur secara serentak tahun 2024 ini, Ahmad Ali harus kembali ke sulteng.

Pada pilgub 2024 ini Ahmad Ali akan berkontestasi dengan H.Rusdy Mastura (incumbent), Anwar Hafid, Hidayat Lamakarate dan Moh.Irwan Lapatta.

Dalam satu kesempatan di salah satu warung kopi Ahmad Ali menjawab deadline-news.com group detaknews.id dan deadlinews.co mengatakan sudah mantapkan diri maju pada pilgub sulteng 27 November 2024 ini.

“Sedangkan yang tidak punya partai bermimpi jadi gubernur, apalagi kita ini punya partai,”tandasnya.

Walau telah jadi tokoh Nasional setelah dipercayakan menjadi salah satu ketua di DPP Partai Nasdem yakni Wakil Ketua Umum (Waketum), namun tidak membuatnya jumawa dan sombong. Tapi tetap memberi perhatian bagi masyarakat sulteng, khususnya yang kurang mampu dan para pegawai sara.

Ahmad Ali sangat pantas maju memimpin sulteng 2024, pasca Rusdy Mastura atau yang akrab disapa Cudy. Bagaimana tidak selain didukung oleh partainya Ahmad Ali memiliki financial yang cukup. Bukan itu saja tapi Ahmad Ali juga royal dan loyal, makanya tidak salah jika Ketua Umum DPP Partai Nasdem Suryah Palo mengangkatnya jadi wakil ketua umumnya.

Dan Saat ini Ahmad Ali sangat dipercaya oleh Ketua Umum DPP Partai Nasdem Suryah Palo. Sehingga tugas-tugas dan kebijakan Partainya secara nasional selalu dipercayakan ke Ahmad Ali.

Sejak dipercaya di DPP Partai Nasdem banyak tokoh daerah di sulteng yang telah diusungnya menjadi kepala daerah. Hanya saja sejumlah tokoh daerah yang telah sukses menjadi kepala daerah melalui partai Nasdem “berkhianat” padanya. Namun demikian Ahmad Ali tidak dendam ke mereka sekalipun itu secara manusiawi kecewa.

Menuju Pilgub Sulteng Ahmad Ali mengusung tagline “Bersama Rakyat Membangun Sulteng”. Tentu kita bertanya rakyat yang mana? jawabnya rakyat sulteng yang mendukungnya. Dalam hal kemasyarakatan dan siar agama Islam, Ahmad Ali sangat peduli. Hal ini dapat dilihat dengan kepeduliannya terhadap puluhan bahkan 100san janda-janda korban konflik Poso disantuninya setiap bulan.

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) sulteng ini bukan hanya peduli secara materi, tapi juga memberikan perhatian khusus bagi pegawai sara. Bayangkan setiap tahunnya puluhan pegawai sara dibiayai melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci Mekkah.

Sebagai putra daerah sulawesi tengah, kita patut berbangga memiliki sosok Ahmad Ali, yang diberi kepercayaan menduduki jabatan strategis sebagai salah satu ketua di DPP Partai Nasdem yang pernah menjabat Ketua Fraksi Nasdem di DPR RI. Dan yang membanggakan lagi Ahmad Ali berperan penting serta punya pengaruh besar di Partai Nasdem. Makanya tidaklah heran jika tugas-tugas ketua Umum DPP Partai Nasdem Suryah Palo sering dipercayakan kepadanya.

Masa kecil dan remajanya Ahmad Ali banyak dihabiskan di kampung halamannya di Wosu Bungku Morowali. Hal ini terlihat dari riwayat pendidikannya yakni Sekolah Dasar (SD) di Wosu tahun 1975-1981. Begitu juga saat sekolah menengah pertama (SMP) di Bungku 1981-1984 hingga ke jenjang lebik tinggi yakni SMA di Bungku 1984-1993. Setamat SMA di Bungku, Ahmad Ali melanjutkan pendidikannya di Universitas Tadulako (Untad) tepatnya di Fakultas Ekononi pada tahun 1993-1997.

Putra pertama pasangan HM.Ali dengan Saadiah dari 6 bersaudara ini, mengawali karir politiknya di parlemen kampung kelahirannya melalui Partai Patriot Pancasila (PPP) yang diketuai Yapto yang notabene ketua Umum Pemuda Pancasila. Ahmad Ali juga sebagai ketua Partai Patriot Pancasila di kampoeng hamalannya di Morowali ketika itu.

Pada Pemilu 2004-2009 Ahmad M Ali terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Morowali dari Partai Patriot Pancasila. Kemudian periode berikutnya yakni Pemilu 2009 – 2014 Ia terpilih lagi. Namun setengah perjalanannya pada periode ke 2 itu, Ahmad Ali mundur dari keanggota DPRD Morowali, karena ikut dalam kontestasi Pilkada Morowali pada tahun 2012.

Selain Politisi, suami dari Nilam Sari Lawira (ketua DPRD Sulteng) ini, juga tercatat sebagai pengusaha dengan jabatan di perusahaan sebagai Direktur Utama. Berikut nama-nama perusahaan Ahmad Ali, PT. Graha Mining Utama, PT. Graha Agro Utama, PT. Graha Istika Utama, PT.OTI EYA ABADI dan PT. Tadulako Dirgantara Travel.

Sebelum terjun ke dunia Politik Ahmad Ali dikenal sebagai aktivis pergerakan di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan KAHMI. Selain diorganisasi pergerakan mahasiswa, Ahmad Ali juga aktif di Organisasi kepemudaan yakni Pemuda Pancasila. Bukan itu saja, tapi aktif di organisasi jasa konstruksi seperti GAPENSI, kemudian Asosiasi aspal beton (AAB), dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN).

Keluarga Ahmad Ali di kampung halamannya Wosu Morowali termasuk salah satu keluarga terpandang dan mapan ekonominya.

Babagaimana tidak, ayahnya memiliki kawasan perkebunan kelapa dalam yang luas dengan mengolah Kopra. Selain itu memiliki perkebunan kelapa sawit, lahan tambang dan ratusan ekor Sapi peliharaannya (Ternak).

Selain sukses di kanca politik nasional, Ahmad Ali juga berhasil mendorong Istrinya yakni Nilam Sari Lawira sebagai tokoh politik lokal ke Nasional dengan posisi ketua DPRD Sulteng. Dan pada pileg 14 Februari 2024 ini sang Nyonya Ahmad Ali melaju ke DPR RI dengan perolehan suara yang cukup signifikan.

Kemampuan Ahmad Ali secara nasional diakui oleh Rusdy Mastura (Cudy), sekalipun pada akhirnya berseberangan. Rusdy Mastura pada kontestasi Pilgub 2020 diusung oleh Partai Nasdem melawan Moh.Hidayat Lamakarate – Bartolomeos Tandigala.

“Saya bangga dengan kemampuan adinda saya Ahmad Ali. Ditengah percaturan politik tingkat nasional, sosok Ahmad Ali mampu meloby partai-partai Politik ditingkat nasional untuk mengusung kami di Pilgub Sulteng 2020,”ujar mantan walikota dua periode itu dalam sebuah kesempatan di salah satu warkop di Palu ketika itu.

Pada Pilgub 2020-2026 Cudy berpasangan Ma’mun Amir yang diusung oleh Partai Nasdem, Partai Golkar, Perindo, PAN, PPP, Demokrat, PKS, Hanura, PKB dan Partai GARUDA.

Pada Pilgub kali ini hampir pasti Ahmad Ali akan berhadapan dengan Rusdy Mastura (Cudy), Anwar Hafid, Hidayat Lamakarate dan Moh.Irwan Lapatta.

Lalu siapa yang akan menjadi wakilnya? Di ruang-ruang publik Ahmad Ali disebut-sebut akan berpasangan dengan Derry Djanggola (Gerindra) atau Moh Irwan Lapatta (Golkar), bahkan beredar desain foto Ahmad Ali berpasangan Richard Djanggola.

Sedangkan Anwar Hafid (Demokrat) akan berpasangan dengan Renny Lamadjido. Sementara Cudy (Gerindra) disebut-sebut akan berpasangan Herwin Yatim (PDIP) mantan bupati Banggai atau bisa saja akan berpasangan kembali dengan Ma’mun Amir.

Bahkan lebih mungkin Cudy berpasangan dengan Anwar Hafid (Cuan) jika mengikuti koalisi Nasional pengusung Prabowo – Gibran. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *