DaerahPendidikanUtama

Gelar Simulasi Di Desa Toro Kulawi, BPBD Sigi Sulteng: Optimisme Membangun Kesiapsiagaan dan Tanggap Bencana

Nelwan (detaknews.id) – Sigi – Optimisme Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, tangguh dan bersinergi memompa semangat dan antusias masyarakat rentan di Desa Toro Kecamatan Kulawi Sigi dalam kegiatan simulasi kesiapsiagaan dan pencegahan bencana.

Kepala Bidang Kesiapaiagaan dan pencegahan BPBD Sigi, Sri Idawati Latjambo ST. MSi mengatakan, jika melihat situasi pergerakan suhu cuaca dalam beberapa bulan terakhir ini terutama di wilayah Kabupaten Sigi dan sekitarnya intensitas curah hujannya cukup tinggi.

“Hal itu dapat menimbulkan kekhawatiran pada masyakat yang wilayahnya yang berpotensi terhadap bencana alam,” tuturnya.

Dilansir deadline-news.com group, (detaknews.id & deadlinews.co) Ahad (26/5-2024), kegiatan simulasi bertempat di desa Toro Kulawi Sigi tersebut, diinisiasi oleh Non Govermental Organization (NGO) Corps Indonesia dan digelar di dua tempat yang berbeda yakni, di Desa Toro Kecamatan Kulawi dan di Desa Sambo Kecamatan Dolo Selatan Kab. Sigi.

Menurut Sri Idawati Lanjtambo, kegiatan simulasi digelar oleh NGO Corps Indonesia tersebut secara kolektif ter progres di sejumlah Kecamatan atau Desa yang kerap mengalami bencana alam, menyikapi hal terbut Pusdalops BPBD Sigi intens membidangi yang berkaitan dengan problem kebencanaan.

“Maka mendelegasikan upaya penanggulangan bencana teradap masyarakat rentan itu bertujuan agar mereka sejak dini memahami gejala alam, serta reaktif cepat ketika mengantisipasi ketika ada bencana melanda,” imbuhnya.

Lebih lanjut Dia menyampaikan, betapa pentingnya mensimulasikan hal ini terhadap masyarakat, struktur pendelegasian kesiapsigaan dan pencegahan mengantisipasi bencana masyarakat rentan perlu saling berangkulan dengan cara “care about humanity” (peduli kemanusiaan) dan itu tanggung jawab kita bersama.

“Terutama antusiasme Camat dan Kades serta masyarakat Desa Toro Kec. Kulawi Sigi turut andil dalam kegiatan simulasi tersebut, dan sasaran utama NGO adalah untuk mem back-up (empati kemanusiaan) Humanitarian Empathy dan mengaplikasikan edukasi mandiri terhadap masyarakat rentan yang ada di Sigi,” pungkasnya.

Tugas dan pengabdian adalah tampa batas menempuh perjalanan yang jauh, meski menguras banyak energi dan tenaga namun tak ada kata lelah demi membangun kesiapsiagaan serta mengedukasi masyarakat rentan, itu tidak semudah dipikirkan dan ditulis.

“Jiwa relawan membangun komunikasi sesama Tim dan melaksanakannya adalah tugas mulia dan penuh tantangan, “salam tangguh sehat selalu”,” ujarnya menambahkan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *