DaerahKriminalPeristiwaProyekUtama

Diduga PT. Waskita Jaya Purnama Menunda-Nunda Bayar Gaji Karyawan, Proyek Pengandalian Sedimentasi Dan Jembatan Terancam Mangkrak

Nelwan (detaknews.id) – Sigi – Terkait diseminasi paket proyek pembangunan talud pengendalian sedimentasi sungai plus jembatan penghubung (highway bridge) yang digarap PT. Waskita Jaya Purnama di sungai Pondo Desa Beka Marawola Sigi sudah setahun lebih pergerakan pengelolaanya, tapi tak kunjung selesai

Dikabarkan juga bahwa beberapa hari terakhir ini pengerjaan proyek itu mandek/mangkrak.

Proyek normalisasi sungai Pondo di desa Beka tersebut, adalah bagian dari proyek yang sama dan sepaket dengan proyek pengendalian sedimen yang ada di sungai Gumbasa desa Pakuli Kecamatan Gumbasa dan sungai Rogo di desa Rogo Dolo Selatan Sigi Sulteng.

Proyek itu juga merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) dan salah satu proyek yang dikelolah oleh pihak perusahaan swasta bidang konstruksi yaitu PT. Waskita Jaya Purnama yang bekerja sama dengan entitas korporet BUMN.

Proyek pengendalian sedimentasi ditiga titik sungai tersebut, adalah proyek pasca bencana alam Sigi 6 tahun yang silam. sumber anggaran dana diketahui berasal bantuan dari luar negeri yakni Japan International Coorporation Agency, namun sayangnya dilokasi proyek itu di garap, sejak setahun lebih berjalan, penampakan  signboard (papan proyek) sama sekali tak pernah ada atau berdiri dilokasi proyek tersebut.

Padahal status pekerjaan proyek itu sepenuhnya dikelolah oleh penyedia PT. Waskita Jaya Purnama, akan tetapi menurut beberapa orang karyawannya, proyek normalisasi sungai itu, diduga bahwa sistem managemen terkait administrasi dan tata kelolah perusahaan itu kini menuai polemik yang cukup fatal alias amburadul. Sehingga dampaknya sangat mempengaruhi tehadap soal kelancaran pembayaran gaji para karyawan yang hingga detik ini tidak lancar, mirisnya ada beberapa orang karyawan gajinya belum dibayarkan.

Disinyalir bahwa efisiensi pengelolaan proyek itu terkesan tak beraturan dan semau-maunya. Sehingga imbasnya pun sangat dirasakan oleh para karyawan, terkhusus pekerja buruh harian.

Hasil telusur detaknews.id Kamis (14/11-2024), proyek yang berstatus River Improvement And Sediment Control In Gumbasa River, Pondo River, And Rogo Area Kabupaten Sigi itu, melekat pada liding sektor Ditjen Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Palu  Sulawesi Tengah SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air.

Diketahui proyek itu sudah setahun lebih kerjakan, namun perkembangan proses pengerjaanya tampak lamban alias tertatih-tatih dan pasif atau sering mandek. Diketahui juga pihak penyedia enggan memasang papan proyek (Signboard) di lokasi proyek tersebut.

Usut punya usut, ternyata pihak kontraktor tidak komitmen terhadap kesepakatan terkait soal pembayaran gaji para pekerja. Menurut pengakuan beberapa orang sumber, melaporkan bahwa  pihak penyedia getol menunda-nunda gaji para pekerja buruh.

Begitu juga dengan pelaksanaan pengecoran konstruksi siklop (talud) tampak lelet dan tidak berkelanjutan sehingga masih berjalan ditempat.

Adapun proyek normalisasi pengendalian sedimentasi sungai Pondo di desa Beka sejauh 800 meter itu, tampak pengerjaan konstruksi siklop dijalur sungai itu, bobotnya diperkirakan kurang lebih baru mencapai 200 meter lebih. Diyakini juga bahwa pengelolaan proyek yang sekaligus dengan pembangunan rekonstruksi jembatan penghubung highway bridge (jalan raya) itu, tampak tak punya limit waktu.

Makanya sistem metode pengerjaannya juga tersendat-sendat, dan progresnya pun belum maksimal. Sementara itu perkembangan bobot pekerjaannya juga sampai hari ini belum terlihat signifikan.

Fakta yang terpantau dilokasi membuktikan, diketahui bahwa penetapan kontrak kerja dan surat perintah mulai kerja (SPMK) terjadwal pada hari dan bulan yang sama yaitu, tertanggal 18 Juli 2023 yang lalu. sementara volume kerja proyek mencapai 800 meter. Tetapi parahnya sampai saat ini indikasi capaian progres dan kuantitas bobot pengerjaan proyek itu, ditaksir baru lebih dari sepertiga persen.

Menurut sumber yang meminta namanya tidak disebutkan, sejauh ini kondisi pengelolaan proyek pengendalian sedimen di sungai Pondo itu sudah hampir setahun berjalan, perkembangan bobot pekerjaanya tidak mengalami peningkatan atau pengerjaannya sering tersendat alias tidak continue.

Ia juga mengaku, sistem penglolaan proyek tersebut dinilai lelet atau lamban dan amburadul. Parahnya pihak penyedia dan kontraktor itu sendiri ditengarai sering menunda-nunda upah para pekerja.

Diketahui juga, ada beberapa orang karyawan proyek mengaku, bahwa hingga sekarang ini gaji mereka belum dibayarkan, begitu juga dengan rekanan yang juga salah satu pekerja peroyek,  belum dibayarkan, dalam beberapa bulan terkahir ini siasa gajinya 5 jutaan belum juga dibayarkan oleh pihak kontraktor,” ungkapnya.

Dia juga membeberkan, pihak kontraktor pengelolah proyek tersebut, tidak becus mengurus sistem manajemen perihal penggajian para karyawan. Faktanya, para karyawan banyak yang mogok kerja lantaran gaji mereka tidak lancar atau selalu ditunda-tunda.

“Terkait isu internal soal struktur pengelolaan dan sistem managemen proyek tersebut diduga amburadul atau tidak tersistem dengan baik, maka hal itu sudah menjadi rahasia umum dikalangan para karyawan, baik tenaga teknis maupun pekerja buruh harian,” sebutnya.

Menurut sumber dugaan atas isu internal soal sistem manajemennya tidak baik-baik saja atau secara admistrasi tidak terkontrol pengelolaan masalah finansial nya dalam lingkup perusahaan tersebut.

“Maka tak menutup kemungkinan diantara para tenaga teknis, mulai dari project manager (PM), pelaksana proyek, keselamatan kesehatan kerja konstruksi (K3) dll, tidak singron satu dengan yang lainya, hingga akhirnya isu itu merebak kemana-mana,” imbuhnya

“Hal tersebut sudah menjadi rahasia umum yang tak terelahkan, hingga terdengar riuh dikuping para karyawannya, Memang agak aneh dan patut dipertanyakan,” tandasnya.

Setelahnya, salah seorang karyawan teknis proyek tersebut saat dikonfirmasi lewat akun WhatsAap nya enggan memberikan klarifikasi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *