DaerahProyekUtama

Proyek yang dikelola PT. Passokorang Tak Kunjung Selesai, Akankah Mangkrak ?

Nelwan (detaknews.id) – Sigi – Proyek Multi Years Contract (MYC) peningkatan infrastruktur ruas jalan Bora – Pandere sejauh 22 KM adalah paket proyek yang dikemas dalam “full trust” mendapatkan kepercayaan penuh dari APBD Sulawesi Tengah di kelola PT. PASSOKORANG kini pengerjaannya memasuki tahun ke 3 tak tapi kunjung selesai.

Pantauan deadline-news.com group, detaknews.id, diketahui result plus kuantitas penggarapan proyek itu, intensitas progresnya belum terlihat ada peningkatan yang signifikan, meski aksen pengerjaannya telah dimulai kembali pada November 2024 tahun tahun lalu.

Indikasi yang mencolok adalah capaian progres dan format pengerjaan proyek yang berstatus peningkatan Pembangunan Ruas Jalan Bora – Pandere Multi Years Contract (MYC), plus infra dengn bentangan volume kerja sejauh 22 KM itu, hingga kini belum mencapai ketitik garap yang signifikan atau secara teknis visi perkembangan keberlanjutan pengerjaan proyek tersebut, tertoreh frase kebijakan dari penyelenggara yang diduga dengan leluasa menunda-nunda dan melindungi penggarapan proyek itu dengan alasan kepentingan yang masif.

Bahkan beberapa bulan belakangan ini, fakta kegiatan dan aktifitas mengenai pengerjaan infra itu sempat terbengkalai beberapa bulan lamanya.

Padahal proyek tersebut telah disokong melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sulawesi Tengah dengan nilai Pagu 65.756.073.860.27 (miliar), serta mendapatkan kepercayaan kontrak kerja pada 2022 – 2023 dari pihak penyelenggara, dalam hal ini adalah Dinas Bina Marga Penataan Ruang Sulawesi Tengah.

Upaya Pemprov Sulteng dalam skala prioritas untuk terus menggenjot peningkatan pembangunan prasarana infrastruktur, akan tetapai lain halnya dengan pembangunan ruas jalan Multi Years Contract (MYC) Bora – Pandere sejauh 22 KM itu, review terkait kegiatan pelaksanaan aksenitas pengerjaannya dimulai sejak 2022 dan sudah berjalan hampir dua tahun lalau, namun hingga dipenghujung tahun jelang Desember 2024 ini, proyek tersebut tak kunjung selesai.

Proyek pembangunan ruas jalan Bora – Pandere Sigi digarap PT. Passokorang itu melekat di leading sektor Dinas Bina Marga Penataan Ruang Sulawesi Tengah, akan tetapi sistem pengerjaan struktur konstruksi dibeberapa titik landscape hasil pengecoran dan plesteran dinding penahan tanah (DPT) atau retaining wall bagian dinding tebing, terlihat campuran semenya sangat tipis dan rapuh (Fragile).

Output rancang bangun dan pengelolaan proyek tersebut tak berjalan dengan semestinya, ada apa dibalik tata kelola proyek itu? penampakan Track atau lintasan produksi disepanjang jalur pembangunan jalan diatas bukit yang landai itu.

Menyoroti hal itu salah seorang pengamat LSM (lembaga swadaya masyarakat) meminta namanya tak disebutkan, jika menilai hasil pengerjaan proyek infra pembangunan jalan Bora – Pandere sepanjang 22 KM pada proses tahap perama ada beberapa item pekerjaan yang tak sesuai basteg yaitu, pembuatan jembatan partegang PSC bridge dan pondasi dinding penahan tanah (DPT) tampak
pihak penyedia jasa PT. PASSOKORANG kurang teliti dalam memadukan agregat dan material lainya saat proses pembuatan konstruksinya.

Proyek infra itu kini tengah berlanjut ke tahap kedua sejak november tahun 2024 tahun lalu. Tetapi pergerakannya tampak lamban, belum lagi struktur tata kelolah proyek itu terkesan amburadul dan perfectifitas pengelolahan konstruksi pada bagian leandscape di beberpa titik jembatan partegang PSC bridge dan pondasi dinding penahan tanah (DPT) kualitas hasil produktifitas rapuh dan tak maksimal,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia menduga bahwa proyek infra MYC (multi yers contrak) itu ada indikasi bargening by system secara masif didalam prospek pengelolaannya.

Begitu juga dengan progres anggaran APBD diproyeksikan oleh Pemprov bakal peruntukan pengelolaan proyek tersebut, bahwa angka nomilnal nilai kontrak proyek puluhan milyar yang bernilai fantastis itu, juga ditengarai digunakan dengan jor-joran dan relatif tak terkintrol, serta secara private terindikasi disleading dengan brutal.

“Maka hal itulah yang membuat sehingga proses pengerjaan proyek itu sempat mengalami mangkrak beberapa bulan lamanya,” urainya menimpali detaknews.id.

Menanggapi hal itu, Hendra Project Manager (PM) PT. Passokorang dihubungi melalui chat Whatsappnya, Tks infox Pak, yg namax pekerjaan apapun, sepanjang masih dlm tahap pekerjaan atau pemel. Pasti tetap km tekan kan u/ di perbaiki dan di bongkar kalau ada yg rusak, akan Kami Tegur Subkontx dan km minta u/ di perbaiki kembali. Tks 🙏👍

“Tks atas pengawasan dan pemantauanx Pak,” katanya.

Setelahnya, beberapa kali saat dikonfirmasi melalui akun Whatsappnya, pihak penyedia jasa PT. Passokorang belum memberikan komentar.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *