DaerahPeristiwaProyekUtama

Sistem Tata Ruang Proyek Dan Olahan Konstruksi Rabat Beton Jalan Ruas Palupi – Bangga Diduga Tak Maksimal Dan Manut Terhadap Aturan Kerja

Nelwan (detaknews.id) – Sigi – Terkait brutalnya sistem tata kelola Proyek Rehabilitasi dan Peningkatan Jalan ruas Palupi – Bangga (Baliase – Bts Kota Palu – Simoro) yang dibandrol dengan pagu senilai Rp. 1.263.380.000,00 (Milyar) digarap oleh CV. Anugerah Cinta Abadi, serta menyangkut buruknya pengelolaan struktur konstruksi rabat beton yang tak sesuai standar basteg dan tak manut terhadap aturan kerja.

Pengoperasian paket proyek berstatus peningkatan jalan ruas Palupi – Bangga (Baliase – Bts Kota Palu Simoro) sejauh 2,2 kilo meter itu, bentangan garis titik garap nolnya dimulai dari desa Pesaku sampai batas desa Luku Kecamatan Dolo Barat Sigi Sulawesi Tengah

Akan tetapi pengelolaan proyek yang melekat di leading sektor Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang, mulai dari segi tata kelola sampai ke proses pelaksanaan pengerjaan proyek pun banyak mengalami kejanggalan, hingga memunculkan protes menohok dari berbagai kalangan serta spekulasi beragam dari berbagai pengamat, LSM dan media.

Hasil pantauan tim Media deadline-news.com group detaknews.id, tampak metode pengerjaan proyek itu, dikelola dengan serampangan dan tak beraturan, serta diduga mengenyampingkan nilai mutu pekerjaan yang jauh dari kata sempurna.

Sementara hal lain cukup kursial, yang kini juga menjadi tanda tanya adalah menyangkut soal staransitif pengelolaan proyek yang intens dikulik oleh CV. Anugerah Cinta Abadi, dimana proses penerapan pelaksanaan kerjanya, juga disinyalir dilingkupi oleh berbagai faktor yang berujung ketimpangan.

Hingga berimbas juga pada faktor brutalnya sistem management dalam tata kelola proyek pun, ditengarai terkesan aut-autan, maka tak ayal terkait soal jumlah besaran advis bakal peruntukan anggaran pelaksanaan kegiatan tersebut, yang pada dasarnya adalah bagian paling sensitif

Dan juga merupakan bagian yang representatif sebagai peluncur hingga mulusnya proses kegiatan proyek tersebut, yang sejatinya masih dianut oleh pihak penyelenggaran (proyek) dan pihak penyedia jasa.

Sehingga memunculkan adanya dugaan persekongkolan yang dimaknai berujung kepentingan asal sama-sama untung didalam lingkar internal di dua entitas yang bersangkutan.

Tak hanya itu, kejanggalan yang paling mencolok adalah buruknya sistem pengelolaan tata ruang dari segi kuantitas dan struktur konstruksi rabat beton, yang dinilai jauh dari kata maksimal, bahkan untuk ukuran spesifikasi ketahannya dapat diperkirakan gampang rusak dan tak bertahan sampai 3 tahun kedepan.

Pergerakan proyek tersebut, secara kasat mata tampak hanya dikerjakan dengan serampangan dan asal-asalan, anehnya lagi, ketika penyedia jasa (kontraktor) melakukan tahapan pengerjaannya meski terlihat menggunakan mesin molen

Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah penggunaan bahan baku beton readymix cair yang siap pakai tak tampak dilokasi proyek itu.

Parahnya, hasil produksi proyek itu, murni hanya menggunakan karakter plastik mutu rendahan, yang diduga sengaja di framing sebagai formalitas untuk mengelabui.

Sehingga menyebabkan hasil dari pengerjaan beton rabat itu, kurang konstan, rapuh dan tidak stabil, dan gampang rusak.

“Galian itu masih kelihatan terbengkalai, walaupun dibeberapa titik bahu jalan itu sudah selesai dikerjakan sama pengelolah proyeknya, kami juga heran lihat cara kerja kontraktor ketika mengerjakan rabat beton itu, apa lagi sekarang ini musim hujan, galian-galian itu hanya menjadi kubangan air, yang nantinya hanya menjadi sarang nyamuk.

Belum lagi tumpukan material pasir dan kerikil di bahu jalan itu, sudah banyak yang tumpah ke ruas jalan, hingga membuat jalan makin sempit, dan juga memperlambat gerak kendaraan berlalu-lalang di ruas jalan dilokasi proyek itu, terutama kendaraan roda empat,” ujar Ali dan Dola mengeluhkan keprihatinannya.

Kata keduanya, kami juga sangat menghawatirkan lobang galian yang saat ini belum dilakukan pengecoran rabat, takutnya lobang galian tersebut, dapat membahayakan bagi para pengendara, dan dapat menyebabkan kecelakaan akibat ruas jalan kian menyempit.

“Sejatinya, kami sangat bersyukur dan mendukung program pemerintah, apa lagi berkaitan dengan perbaikan jalan, sebab dengan diperbaikinya jalan, tentu disamping akan memperlancar akses lalulintas, serta melancarkan stabilitas ekonomi masyarakat,” ucap keduanya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *