Soroti Program Bus Trans Kota Palu, Sekcab IMM Kota Palu Minta Anggaran Program Itu Dialokasikan ke Program Lain
Program Bus Trans Kota Palu ini tidak Evektif dan Efesien serta jauh dari Target Pemerintah Kota Palu
Ilong (detaknews.id) – Palu – Asal mula Bus Trans Palu ialah bertujuan mengurangi kemacetan dan polusi udara, ramah lingkungan serta memberikan alternatif moda transportasi bagi masyarakat Kota Palu.
Berdasarkan data yang ada, hari ini peminat Bus Trans Palu menurun secara signifikan. Naim salah satu Aktivis Muhammadiyah itu mengatakan Program ini laksana seremonial semata.
“Yang mana awalnya ramai peminatnya bahkan banyak penumpang bus yang berfoto – foto serta di ekspos ke media pribadi mereka dan endingnya sepi laksana kuburan. Yah seperti tempat wisata, Hiburannya dapat, tujuan utamanya cacat. Artinya tidak Efektif dan Efesien,” tegasnya.
Naim juga mengatakan seharusnya pemerintah Kota Palu putar otak bukan malah putar haluan.
Tak hanya itu seperti yang kita ketahui bersama, belum lama ini Pemerintah Kota Palu mengeluarkan kebijakan Terkait Mewajibkan ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk menggunakan Bus Trans Palu, minimal dua kali seminggu yang bertujuan mendorong penggunaan Tranportasi Umum dan mengurangi kemacetan di Kota Palu.
“Menurut saya ini bukan sebuah solusi yang kongkret, melihat anggaran operasional yang cukup besar seharusnya pemerintah Kota Palu mencari Alternatif lain,” tutur Naim.
Berdasarkan data yang ada, sumber dan jumlah anggaran keseluruhan pada program BRT Bus Trans Palu yang sekitaran 26 Unit tersebut diantaranya adalah:
- APBD Perubahan 2024: Pemerintah Kota Palu telah mengalokasikan Rp. 5,6 Miliar untuk biaya Operasional Bus selama setahun.
- APBD 2025: Dialokasikan Rp. 17,12 Miliar melalui RKPD 2025 untuk mendukung Program Bus Trans Palu termaksud pengadaan dan revalitas armada (Target 36 unit).
- Biaya Operasional Bulanan: Diperkirakan mencapai 1,8 Miliar yang mencakup 24 – 26 Armada.
“Dari sumber data itulah kisaran keseluruhan Anggaran sampai pertengahan Tahun 2025 sekitar puluhan Miliar untuk Program Bus Trans Palu,” pungkas Sekertaris Cabang IMM Kota Palu itu.
Lebih lanjut, penggerak massa itu juga mengatakan bahwa sangat jelas hasil pengeluaran dana Operasional dan pendapatan sangat jauh dari Program Bus Trans Palu ini. Biaya Operasional 1,8 Miliar dan di sandingkan dengan hasil dari program tersebut kisaran 100 juta – 400 juga perbulan memang sangat jauh.
Naim juga mengatakan ketika mereka tanyakan terkait hal tersebut, Alasannya hasil dari Program ini untuk membayar jasa kepada operator sesuai layanan (BTS) dengan pendapatan tarif sebagai offset subsidi.
“Tujuan Program ini sebenarnya kemana? Apakah ada data yang menunjukkan dengan hadirnya program ini jumlah kemacetan berkurang? Jumlah polusi udara berkurang? Ditambah lagi hasil dari program sangat jauh dari pengeluaran yang bahkan tidak mampu menopang APD jika program ini diperuntukkan untuk itu,” ujar Naim
“Ini seperti melawan hukum ekonomi, atau karena kepentingan semata?,” tanyanya.
Saya selaku Sekretaris Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Palu beserta jajaran sudah sepatutnya mengawal dan mengontrol program – program pemerintah baik itu kurang Efektif, Kurang Efesien, jauh dari target atau bahkan malah merugikan.
Maka dari itu kami meminta Anggaran Operasional Program BRT Bus Trans Palu ini lebih baik dialokasikan ke program yang memang jelas dan memiliki esensi nyata, yang memiliki fitback nyata dan bahkan perkembangan Kota Palu yang nyata.
“Tidak perlu ajari kami tertib pajak, masyarakat Kota Palu secara otomatis tertib pajak dengan syarat pemerintah harus mengelola pajak dengan benar, baik, serta transparansi menuju Kota Palu yang maju,” tegas Sekertaris Cabang IMM Kota Palu itu.***