KotaOpiniUtama

Terorisme Teridentifikasi Kembali, Akademisi Untad Ungkap Cara Teroris Bangun Jejaring

Fahril (detaknews.id) – Palu – Profesor Muhammad Khairil, seorang akademisi dan penulis buku “Terorisme, Media, dan Hukum”, menyoroti proses panjang yang melahirkan teroris baru dalam wawancaranya baru-baru ini.

Dalam wawancara secara ekslusif, ia menggali esensi dari proses kaderisasi dan doktrinasi yang membentuk militansi di kalangan teroris.

Menurut Profesor Khairil, perjalanan menuju terorisme bukanlah hal yang singkat. Proses ini melibatkan konflik, doktrinasi, dan pembentukan jejaring yang meluas dari level lokal hingga internasional. Doktrinasi, terutama melalui pendekatan religi, menjadi salah satu tahapan penting dalam mengubah individu menjadi militan.

Meskipun terjadi penangkapan terhadap pemimpin atau ketua kelompok teroris, hal ini tidak berarti bahwa gerakan terorisme berakhir. Proses kaderisasi terus berlanjut, mencari kader baru melalui pendekatan-pendekatan religi.

“Rangkaiannya masih panjang karena kader mereka ini tidak satu dua, dan mereka berupaya mencari kader baru salah satunya melalui pendekatan-pendekatan religi”, ujar Khairil.

Profesor Khairil juga menyoroti peran media dalam membawa berbagai kasus terorisme ke permukaan. Namun, ia menekankan perlunya pendekatan yang lebih holistik dalam pemberitaan, yang mencakup sudut pandang dari berbagai sumber, bukan hanya dari aparat kepolisian untuk memperkaya sudut pandang terkait terorisme.

Terlepas dari upaya pencegahan dan penangkapan, Profesor Khairil menekankan pentingnya pendekatan persuasif dan hukum dalam deradikalisasi.

“Proses ini bukan hanya tentang menghukum, tetapi juga tentang mengubah keyakinan dan pola pikir para pelaku terorisme”,ujar Prof. Khairil

“Karena mau di penjara mau di hukum, selagi keyakinan mereka kuat, penjara itu bukan sesuatu yang menyiksa mereka, tapi dipenjaralah mereka boleh jadi mengembangkan keyakinannya”, tutur Prof. Khairil

Menyadari pentingnya pemahaman agama dan pengetahuan yang luas, Profesor Khairil mengajak masyarakat untuk memperkuat diri dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik. Pendidikan menjadi kunci untuk melawan doktrin radikalisme dan mengurangi potensi rekrutmen teroris di tengah masyarakat.

Meskipun mengakui bahwa menghapus terorisme bukanlah tugas yang mudah, Profesor Khairil tetap optimis bahwa dengan upaya bersama dari masyarakat, media, dan aparat hukum, kita dapat meminimalisir ancaman terorisme dan mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar.

“Peran media sangat penting bagaimana memberikan informasi dan kesadaran kepada masyarakat melalui literasi beritanya, dan terakhir tentu secara sinergi aparat hukum, semua tokoh bersatu dan menyatu bahwa apapun bentuknya hampir tidak ada kebaikan dalam gerakan dan aksi terorisme”, tutup Prof. Khairil.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *