DaerahPendidikanPeristiwaUtama

4 Unit Inventaris Milik SMAN 10 Sigi Hilang, Kepsek Diduga Lempar Tudingan Tanpa Alasan Yang Jelas

Nelwan (detaknews.id) – Sigi – Isu perseteruan antara Kepsek dengan dua guru bawahannya dilingkup SMAN 10 Sigi kian mencuat hingga mengerucut tanpa solusi, lantaran perlakuan Kepsek semena-mena, hingga merebak kesoal 3 unit komputer dan 1 buah mesin pemotong rumput raib digondol maling.

Grasak-grusuk dilematis Konflik internal dikalangan SMAN 10 Sigi, hal itu ditengarai mengerucut hingga mencuat kepermukaan dan sampai hari ini seolah “menarik benang kusut tanpa menemukan ujung pangkalnya”, lalu kemudian merebak kesoal mobilitas pengadaan Proyek pembangunan 2 unit gedung fasilitas ruang pratikum UKS dan LAP sehingga menuai polemik.

Dugaan atas hilangnya barang inventaris Sekolah SMAN 10 Sigi berupa 3 unit komputer dan 1 alat mesin pemangkas rumput, hal itu juga menuai kontradiksi dan makin menimbulkan ketegangan hingga berujung konflik internal yang tak berkesudahan antara pimpinan dengan dua bawahannya.

Akankah adanya dugaan hilangnya 4 benda inventaris milik sekolah itu hanya karena akibat ketoledoran dan kurang ketatnya pengawasan pihak sekolah ? ataukah ada unsur kesengajaan ? dan apakah itu hanya ghimmick yang difreming oleh Kepsek bersama ce es guru bawahannya untuk mendramatisir lawan seteruhnya yakni Muhammad Said senior pegawai TU dan Samat guru penjaga sekolah yang juga selaku petugas pemegang kunci ruangan.

Diketahui sebelum adanya Ibu Hartini Kepsek baru jadi pimpinan di sekolah itu, pak Samat sudah terlebih dahulu jadi pegawai honorer, bahkan selama 8 tahun terakhir ini dia telah mengabdikan dirinya menjadi sebagai guru jaga.

Hal tersebut diungkapkan Samat selaku guru jaga SMAN 10 Sigi, pada Jumat (23/8-2024) menjawab group deadline-news.com, detaknews.id, deadlinews.co, morowalipost.com, dirinya mengaku pengabdiannya sebagai guru jaga sejak 8 tahun terakhir ini, baru kali ini ia mendapatkan perlakuan yang kurang adil dan tak manusiawi, dengan adanya tekanan yang tanpa sebab itu, sepihak ingin mendepak dirinya secara halus agar dirumahkan, alias dilengserkan dari pegawai honorer

“Apa lagi fungsi saya hanya sebagai penjaga sekolah dan juga hanya berjibaku dengan kunci ruangan, kini kunci ditangan saya itu telah diambil alih oleh sepihak yang punya kepentingan disekolah ini. Dengan adanya Kepsek baru, ruang gerak saya sebagai guru jaga terkesan ditekan,” papar Samat.

“Kepsek dengan cara frontal sengaja mengambil alih semua kunci ruangan itu dari tangan saya. Hingga tak berselang lama, bahwa tersiar kabar bahwa 3 unit computer dan sebuah mesin alat pemotong rumput, atau 4 benda inventaris berharga milik sekolah itu raib digondol maling, “ungkap Penjaga Sekolah itu.

Lebih lanjut dia menyebutkan, terkait hilanganya 4 benda berharga milik sekolah, tudingan pihak sekolah mengenai raibnya 4 unit inventaris justru diarahkan terhadap dirinya. “Aneh bin ajaib” Kunci dalam genggaman tangan mereka kok, justru malah memojokanya.

“Sungguh diluar nalar dan tak masuk akal dengan perlakuan Kepsek yang terkesan menggiring opini untuk memojakan kedua bawahannya, dan kini berujung konflik internal hingga menjadi polemik yang berkepanjangan, olehnya pihak yang berkompoten dilingkup sekolah itu dalam hal ini adalah Kepsek baru harusnya berlaku adil, bijak dan transparan,” paparnya.

Dia kembali menambahakan, mencuatnya desas-desus dilingkup SMAN 10 Sigi yang kini menjadi bisik-bisik beraroma tak sedap di desa setempat, hal itu justru menui sorotan tajam baik dilingkup sekolah itu sendiri maupun dikalangan masyarakat terkhusus di desa Rogo Kec. Dolo Selatan Sigi.

“Padahal selaku Pendidik (Kepsek) yang punya kapasitas keilmuan yang mumpuni mestinya dengan predikat yang disandanya serta intergritas yang dimiliki harus lebih bersikap rasional dan toleran, bukan sebaliknya malah menindas yang lemah,” imbuhnya.

“Terlebih lagi Kepsek terkesan memposisikan dirinya seolah lebih tinggi dan terpelajar, lantas iapun semena-mena terhadap bawahannya yang lemah, tapi inferior (lebih rendah). Maka atas sikap Kepsek yang kerap mendaramatisir bawahanya, ditengarai bersikap apatis dan disinyalir ingin mendepak kami berdua dari sekolah ini,” tuturnya.

Lebih lanjut guru jaga itu kembali menegaskan, saat kali pertama masuk jadi guru jaga bertugas sebagai juru kunci penjaga sekolah, namun tak lama kemudian saya langsung di surat tugaskan dengan Surat Keputusan (SK) resmi sebagai pegawai honorer SMAN 10 Sigi atas rekomendasi dari Kepala Sekolah sebelumnya yaitu, pak Sukardin.

Setelahnya, pada pertengahan tahun 2022 yang lalu pak Sukardin dimutasi atau dipindah tugaskan ke sekolah lain, sesaat kemudian maka digantikan oleh Kepsek Baru yakni Pak Rahman. Namun dua tahun menjabat sebagai Kepsek, pak Raman telah pensiun selesai masa tugasnya,” katanya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *