DaerahProyekUtama

Proyek Tambal Sulam, Jalan Palu-Bangga Tidak Tuntas, Gain Trust Menyisahkan Rawan Kecelakaan

Nelwan (detaknews.id) – Sigi – Jejak pengerjaan proyek tambal sulam pengaspalan jalan poros Palu-Bangga tidak rampung, sementara runutan proyeksi kontrak kerjanya diplot sekitaran tahun 2020 silam, hingga tuai polemik.

Pasalnya, lobang bekas pengupasan aspal dibadan jalan itu, dibeberapa titik bagian tak kunjung dirampungkan dan terkesan dibiarkan terbengalai, hingga berakibat fatal dan kerap mengancam keselamatan bagi para penggunan jalan.

Betapa tidak, bongkaran eks kupasan aspal sedalam kurang lebih 10 cm itu, kerap menimbulkan kecelakaan tunggal, dan ironisnya hingga membuat korban jiwa sampai ada yang meregang nyawa.

Dikabarkan juga fakta jejak (work result) progres pengerjaan proyek tambal sulam aspal di jalan poros Palu-Bangga itu , diduga dikelolah dengan serampangan, kurang maksimal dan tidak efesien, bahkan kuantitas bobot dan progresnya pun sampai saat ini tak kunjung tuntas.

Pantauan deadline-news.com group detaknews.id, dilaporkan bahwa fakta ditemukannya lobang dibeberapa titik ruas jalan proros lintas Kabupaten itu, ditengarai sengaja ditinggalkan oleh pihak pengelolah (kontraktor).

Celakanya, sampai hari ini, pihak kontraktor, serta pihak Dinas terkait atau penyelenggara proyek tersebut, dinilai abai, bahkan terkesan menutup mata dan membiarkan sisa progres pengerjaan proyek tambal sulam itu terbengkalai.

Hal itu kian menimbulkan polemik dan mengundang banyak reaksi dan menuai beragam spekulasi para pemerhati proyek dan juga lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Fakta tragis dari kondisi lobang jalan tersebut, kini kian memprihatinkan, makin tergerus dan rusak parah. Bahkan akibatnya, potensi rawan kecelakaan pun kerap tak terhidarkan, hingga berujung maut.

Indikasi dibalik pengerjaan proyek tambal sulam itu, juga tuai tanda tanya dan beragam komentar. Apakah proyek tersebut dilebeli hanya untuk sekedar formalitas sebagai ajang bisnis para kontraktor dan penyelenggara proyek untuk mencari keuntungan belaka ?

Ataukah ada unsur kesengajaan dan indikator lain yang lebih interen untuk dinafikan ?, sunggung sangat disayangkan hanya karena demi meraup keuntungan sesaat dan sepihak, kendatipun para penggunan jalan yang akan menanggung resikonya.

Mirisnya lagi, atas ketidak efesien dan ketidak profesionalan sistem tata kelolah proyak itu, diduga kesewenangan terselubung dipihak kontraktor dan penyelenggra, ucuk-ucuk membungkus kegiatan proyek itu dibalut dengan intrik burutal dan kong kali kong asal sama-sama untung.

Sehingga dampaknya pun ditengarai merugikan uang negara, dan lebih gila lagi, pelaku kegiatan proyek tersebut, abai dan apatis (bermasa bodoh).

Terlebih lagi akibat ulah nakal kontraktor dan penyelenggara proyek yang dinilai hilaf plus infrm tanggung jawab itu, hanya meninggalkan kesan buruk dan memicu kekhawatiran pengguna jalan.

Dan tak ayal ancaman bahaya akan terus mengintai terhadap para pengendara yang setiap saat melintas berlalu lalang di jalan tersebut.

Menyoroti hal itu pemerhati proyek yang juga selaku Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang meminta namanya tidak disebutkan, sungguh ironis secara kasat mata betapa bongkaran aspal dibeberpa titik diruas jalan raya tersebut, lobangnya makin rusak parah, dan juga makin berpotensi menambah jatuh korban kecelakaan berikutnya.

Fakta ditinggalkannya proyek itu oleh pihak kontraktor pengelolah (penyedia), seolah sepihak mengabaikan efesiensi tata kelola proyek yang seharusnya mengutamakan kualitas.

Parahnya, hal yang paling menyedihka adalah, disinyalir ketika proses pengulikan draft smart profesional Heand Over (PHO) dan Final Heand Over (FHO) plus masa kontrak kerja pun digreming dengan elok dan mulus.

Tak dipungkiri pengerjaan proyek itu memamang menyisahkan banyak kenjangggalan dari segi tata kelolah.

Hal itu terbukti, bahwa indikasi antra kontraktor dan penyelenggara proyek, diduga sengaja meninggalkan kegiatan pengerjaan proyek tersebut.

“Sejumlah lobang eks bongkaran asapal dari sisa pengerjaan proyek itu, merupakan bagian progres pekerjaan yang dikelolah tak beraturan dan asal-asalan,” ujarnya.

Lanjut LSM membeberkan, sejauh ini diketehui bahwa lobang-lobang di badan jalan tersebut, diketahui telah banyak memakan korban jiwa, tak ayal juga bahkan ada pengendara tiba-tiba refleks lantaran hanya karena menghidari lobang, kemudain lepas kendali dan jatuh.

Maka insiden tabrakan pun urung tak terhindarkan, dikabarkan juga korban yang pernah kecelakaan dipelintasan jalan rusak parah itu hingga berujung maut.

Padahal mobilitas kegiatan proyek itu secara teknis telah difasilitasi anggaran sesuai dengan akumulatif rencana anggaran pembelanjaan (RAP) yang retatif melebihi ketentuan anggaran yang ditetapkan, dan intens diproteksi mendapatkan kepercayaan penuh “gain trust” dari penyelenggara proyek.

Dalam hal ini adalah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Sulawesi Tengah, sekaligus diprotek untuk mereduksi realisasi berjalannya pelaksanaan aksenitas proyek tersebut

“Akan tetapi sayangnya, proyek itu malah menyisahkan ketimpangan serta tuai polemik,” tukasnya.

Lebih lanjut, realitas yang terjadi, bahwa kuantitas bobot pengerjaan proyek itu murni amburadul, terkesan diproses dengan serampangan dan tak berkualitas.

Berbagai indikasi kejanggalan tampak melingkupi saat pelaksanaan pengerjaan proyek itu, sehingga berbuntut protes bereagam, tak ada nilai yang dapat diandalkan terhadap hasil dari progres pengerjaan proyek itu, justru hanya menyisahkan kerusakan fatal dan jauh dari ekspktasi.

Terkait impek dari status progres pengerjaan proyek tersebut, selain hasil produksifitas tak maksimal, juga hanya menimbulkan kecemasan para pengguna jalan, dan juga memicu rekasi keras dan berbagai tanggapan menohok terhadap kedua belah pihak, karena lebih cendurung merugikan dari pada menguntungkan,” tukasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *