DaerahPeristiwa

Waspada !!, Banjir Mengancam Sigi

Nelwan (detaknews.id) – SigiSulteng – Banjir yang menerjang dua dusun, desa Bora Kecamatan Sigi Kota, kabupaten Sigi terjadi akibat meluapnya air sungai kering (Minu), yang hingga saat ini belum juga surut dan diperkirakan banjir tersebut, tidak menelan korban jiwa serta kerugian materi di desa setempat.

Pasalnya, akibat meluapnya air sungai kering (Minu) disebabkan oleh tingginya curah hujan di desa setempat hingga mengakibatkan banjir.

Sampai saat ini telah dua hari bajir buangan dari air sungai kering berlalu, tetapi belum juga surut dan masih menggenangi sebagian pemukiman rumah warga setempat juga di titik ruas jalan lintas provinsi Palu – Palolo. Titik ruas jalan di lingkar halaman eks kantor Bupati Sigi, hingga meluber sampai ke titik jalan Pariwisata, serta menggenangi sebagian area halaman kantor pariwisata Sigi yang berlokasi di tempat destinasi permandian air panas Bora.

Hingga berita  ini terkonfirmasi pada Ahad  (31/07/2022) pukul 19 : 45 WITA (waktu Indonesia tengah) malam tadi oleh tim detaknews.id group deadline-news.com, banjir yang terjadi diakibatkan oleh air buangan dari sungai kering (Minu) yang kini sedang melanda desa Bora itu, diperkirakan tidak mengakibatkan korban jiwa dan kerugian materi warga desa setempat.

Salah seorang warga dusun 2 desa Bora, Muzakir pada pukul 19 : 45 WITA (waktu Indonesia tengah) malam tadi dikonfirmasi oleh media ini, menerangkan bahwa, beberapa titik pemukiman warga yang digenangi oleh banjir sampai saat ini belum juga surut khususnya di wilayah dusun 1 dan 2 desa Bora.

“Walaupun desa kami telah dua hari ini mengalami banjir, tetapi alhamdulillah banjirnya  tidak menimbulkan korban jiwa apa lagi kerugian materi,” tuturnya.

Hal senada juga dikatakan Kusmayadi, selaku Kepala Desa (Kades) Bora

“Memang banjir yang kini sedang melanda desa kami, merupakan banjir kiriman berasal dari sungai Minu,” ungkapnya.

“Sungai tersebut memang sungai musiman, manakala ketika datang musim penghujan baru sungai itu menguluarkan air. itupun tergantung intesintas curah hujannya lagi,” jelas Kusmayadi selaku Kades.

Kemudian Kusmayadi juga menambahkan, bahwa untuk penanggulangan bahaya banjir di daerah ini, khususnya di desa Bora Kecamatan Sigi Kota Sigi.

“Dapat dilakukan antisipasi dengan metode memanifestasi perancangan program rekonstruksi pembuatan talud di bibir bantaran sungai kering (Minu) tersebut,” ungkapnya.

“Meski sungai tersebut dikategorikan sebagai sungai musiman, namun suatu waktu sungai itu dapat membahayakan dan mengacam kehudupan desa setempat,” tambahnya.

Meski banjir itu hampir tiap tahun melanda dan menerjang desa tersebut, hingga merendam hampir seluruh pemukiman warga di 7 dusun desa Bora. Bahkan melihat pada 2021 tahun kemarin, Bupati Sigi beserta badan penanggulangan bencana daerah Sigi telah melakukan peninjauan lokasi dimana banjir tersebut terjadi.

Kusmayadi berpendapat, bahwa hasil survei saat itu, secara jelas pemerintah dareh (pemda) mengungkapkan pada masyarakat soal wilayah yang terdampak banjir.

“Tidak ada yang perlu dikawatirkan sebab, banjir musiman kiriman dari sungai kering (Minu) itu, yang mana sesekali dialami warga desa Bora tidak perlu dikhawatirkan,” ungkapnya.

“Itu tidak terlalu membahayakan warga desa setempat, namun tetatp harus diwaspadai karena bahaya banjir akan selalu mengancam setiap saat,” papar Kades sembari menirukan Bupati.

Kemudian kali kedua pada saat banjir terjadi, ungkap Kusmayadi pada Sabtu (30/7-2022) kemarin, bahwa Camat Sigi Kota dan Kades Bora beserta perangkat desa lainnya telah menijau titik lokasi banjir dari hulu sungai kering (Minu) tersebut.

“Hasil survei tim itu, menemukan titik rawan dibantaran sungai tersebut, namun tidak terlalu membahayakan. Tetapi dihimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga akan bahaya banjir,” tandasnya.

“Makanya saya selaku pemerintah desa setempat, yang mana desa kami masih sering terdampak banjir oleh luapan air sungai kering (Minu) itu, meminta agar sebisanya pemerintah dareah Sigi dapat merealisasikan anggaran untuk penanggulangan bakal rekonstruksi pembuatan talud di sungai kering tersebut,” jelas Kusmayadi lagi sambil berharap.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *