EkonomiPendidikanUtama

Ini 5 Cara Atasi Masalah Kestabilan Uang Saat Lebaran Menurut Founder Hannah Asa Indonesia

Fahril (detaknews.id) –Palu- Lebaran marupakan momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang. Selain sebagai momen kebersamaan dengan keluarga, Lebaran juga seringkali menjadi waktu di mana pengeluaran meningkat. Dari biaya mudik, belanja kebutuhan Lebaran, semua memerlukan perencanaan keuangan yang matang.

Foto Founder Hannah Asa Indonesia memberikan edukasi kepada generasi muda agar mampu memanage keuangan di masa yang akan datang. Foto dok group deadline-news – Fahril

Dilansir oleh detaknews.id (group deadline-news), Menurut Mardiyah sebagai konsultan keuangan dan Founder dari Hannah Asa Indonesia, atau yang lebih akrab disapa ‘Itje’, ada lima cara mengatur keuangan agar tetap stabil saat lebaran yaitu:

  1. Menyisihkan untuk zakat, infaq, dan sedekah (Zakat pendapatan 2.5%, Infag/Hadiah ke orang tua Min7.5%),
  2. Menyisihkannya untuk lebaran berikutnya yaitu Idul Adha,
  3. Menyiapkan emergency fund atau dana darurat,
  4. Menyisihkannya untuk membayar cicilan atau angsuran utang,
  5. Dan yang Terakhir yakni menyisikannya untuk biaya hidup atau living cost.

“Jadi tadi sesudah yang pertama itu zakat, infaq sedekah, kemudian yang kedua tadi untuk hari raya berikutnya idul qurban (idul adha), yang ketiga emergency fund, yang keempat ini kalau ada utang disisihkan dari THR untuk membayar persiapan untuk membayar cicilan atau angsuran utang, baru yang terakhir baru living cost. Ya itu, begitu dia punya aturan sehingga bisa survive,” ungkap Mardiyah.

Pada prakteknya, Mardiyah mengatakan bahwa zakat, infaq, dan sedekah merupakan hal yang harus diprioritaskan dari kelima cara menjaga kestabilan keuangan saat lebaran.

Lalu menurut Mardiyah belum banyak yang memiliki emergency fund atau dana darurat, contoh untuk yang masih single atau tidak mempunyai tanggungan adalah sebesar 3-6 kali gaji yang dimiliki dan dana darurat ini harus dipisahkan dari tabungan yang lain.

“Nah dana darurat ini ada dia punya rasio. Jadi misalnya belum menikah tapi sudah ada penghasilan, itu minimal ada di tabungan sendiri itu tiga kali total pendapatan. Misalnya pendapatannya 3 juta berarti harus ada 9 juta, sudah menikah belum punya anak minimal enam kali, sudah menikah sudah ada anak minimal sembilan kali. Dan ini harus dipisahkan tabungannya,” kata Mardiyah.

Selain itu, Itje mengatakan untuk manfaatkan diskon sebisa mungkin saat Lebaran. Namun, jangan sampai kalap ketika sudah punya uang dan lebih baik mengonsumsi atau menanam tanaman di rumah, tujuannya agar konsumsinya bisa dari rumah sendiri dan jauh lebih sehat.

“Terus di zaman-zaman lebaran kayak begini biasanya banyak diskon, jadi dimanfaatkan semaksimal mungkin, harapannya itu lebih banyak sebenarnya mengonsumsi makanan hasil panen dari tanaman yg ditanam dirumah atau grow your own food, jadi menanam tanaman di rumah supaya konsumsinya kita itu dari rumah sendiri dan jauh lebih sehat,” terang Itje.

Pengelolaan keuangan yang efektif dimulai dengan menetapkan tujuan atau goal. Goal keuangan dibagi menjadi tiga kategori: rencana jangka pendek (1-3 tahun), rencana jangka menengah (3-5 tahun), dan rencana jangka panjang (di atas 5 tahun).

Setelah tujuan ditentukan, tulislah tujuan tersebut. Selain menetapkan tujuan, yang kedua penting juga yaitu untuk melakukan pencatatan keuangan. Catat semua pengeluaran dan pendapatan untuk memastikan bahwa tetap berada di jalur yang benar menuju tujuan keuangan.

Langkah ketiga adalah melakukan monitoring dan evaluasi, atau monev. Biasanya, monev dilakukan setiap enam bulan. Review kembali pengeluaran Anda dari Januari hingga Juni untuk memastikan bahwa Anda tidak mengulangi kesalahan yang sama dari Juli hingga Desember.

Bagi Mardiyah, literasi keuangan adalah basic skill yang setiap orang harus miliki dan langkah kecil yang dilakukan secara konsisten jauh lebih baik dari pada segudang ide keren  yang belum diketahui kapan dimulainya.

“Kalau untuk literasi keuangan menurut saya gerakan ini harus segera dilakukan, kenapa ?, karena langkah kecil yang konsisten itu jauh lebih baik dibanding segudang ide keren yang belum tahu dimulai dari kapan, jadi Bismillah saja,” tutur Mardiyah, konsultan keuangan dan Founder Hannah Asa Indonesia.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *